“Akhirnya hari ini
pun tiba” bisikku dalam hati
Dengan berjuta rasa yang
entah bagaimana mendeskripsikannya, aku mulai mengikhlaskan sosok pribadi yang perlahan
masuk dalam kehidupanku. Dari rasa canggung berhadapan dengannya hingga
selangkah lebih dekat untuk saling berbagi cerita. Mas Ardi, lengkapnya Arditha
Mauluddin. Dia seorang mantan ketua HUMANERA di fakultasku, FPIK UB. Menurutku
dia sedikit sombong, baik, pintar dan hebat dalam mengutarakan segala hal yang
berada di otaknya.
Aku mulai mengenalnya
lebih jauh ketika dia menjabat sebagai ketua HUMANERA. Yaaaa mau tidak mau aku
harus mengenalnya, karena pada saat itu aku menjabat sebagai sekretaris
umumnya. Banyak sekali perbedaan yang membuat kita layaknya seekor kucing dan
anjing. Berawal dari sifat kekanakanku yang dapat memunculkan sifat keras
kepalanya. Tapi entah kenapa, seiring berjalannya waktu kita mulai menghargai
dan menerima kekurangan satu sama lain.
***
“Dek dimana?” sebuah pertanyaan
dari mas Ardi yang sering muncul di icon pesan handphoneku dan aku sangat
membencinya. Pesan itu selalu menjadi magnet yang menarikku untuk berada di
kampus tercinta. Pesan dengan pertanyaan serupa datang berulang-ulang dan
menggetarkan handphone ku. Dengan lantang aku berteriak karena kebencianku
terhadap pertanyaan itu. Namun disaat kepengurusan HUMANERA berakhir, aku malah
merindukan untaian pertanyaan yang menggetarkan hatiku untuk membencinya.
“Sekarang, aku harus
mulai terbiasa untuk tidak sedekat dulu” gumamku dalam hati.
***
Beribu godaan dan
cibiran orang luar yang mendeskripsikan kita saling memiliki perasaan satu sama
lain. Tapi itu semua tidak membuat kita saling berjalan berjauhan, malah
membuat kita menjadi semakin dekat layaknya saudara. Dan tentunya ingin
kurasakan kedekatan itu untuk lebih lama lagi. Namun hari ini merupakan hari
gembira untuknya. Hari dimana dia telah memiliki gelar S.Pi dan masuk di
kehidupan baru. Aku pun mencoba memejamkan mata dan tak ingin perpisahan ini
terjadi. Namun sekarang aku sadar, aku harus melewati perubahan baru lagi dan
berjalan di jalur yang berbeda. Meski begitu semoga kita bisa berjumpa di waktu
yang tepat dan berusaha untuk tetap menjaga tali silahturahmi J
Adek, Teman dan Sahabat
Niken Haryati Tungga Dewi
1 komentar:
ceileh. so sweetnya
Posting Komentar