Sabtu, 12 September 2015

Wisudawan Universitas Brawijaya

“Akhirnya hari ini pun tiba” bisikku dalam hati
Dengan berjuta rasa yang entah bagaimana mendeskripsikannya, aku mulai mengikhlaskan sosok pribadi yang perlahan masuk dalam kehidupanku. Dari rasa canggung berhadapan dengannya hingga selangkah lebih dekat untuk saling berbagi cerita. Mas Ardi, lengkapnya Arditha Mauluddin. Dia seorang mantan ketua HUMANERA di fakultasku, FPIK UB. Menurutku dia sedikit sombong, baik, pintar dan hebat dalam mengutarakan segala hal yang berada di otaknya.
Aku mulai mengenalnya lebih jauh ketika dia menjabat sebagai ketua HUMANERA. Yaaaa mau tidak mau aku harus mengenalnya, karena pada saat itu aku menjabat sebagai sekretaris umumnya. Banyak sekali perbedaan yang membuat kita layaknya seekor kucing dan anjing. Berawal dari sifat kekanakanku yang dapat memunculkan sifat keras kepalanya. Tapi entah kenapa, seiring berjalannya waktu kita mulai menghargai dan menerima kekurangan satu sama lain.
***
“Dek dimana?” sebuah pertanyaan dari mas Ardi yang sering muncul di icon pesan handphoneku dan aku sangat membencinya. Pesan itu selalu menjadi magnet yang menarikku untuk berada di kampus tercinta. Pesan dengan pertanyaan serupa datang berulang-ulang dan menggetarkan handphone ku. Dengan lantang aku berteriak karena kebencianku terhadap pertanyaan itu. Namun disaat kepengurusan HUMANERA berakhir, aku malah merindukan untaian pertanyaan yang menggetarkan hatiku untuk membencinya.
“Sekarang, aku harus mulai terbiasa untuk tidak sedekat dulu” gumamku dalam hati.
***
Beribu godaan dan cibiran orang luar yang mendeskripsikan kita saling memiliki perasaan satu sama lain. Tapi itu semua tidak membuat kita saling berjalan berjauhan, malah membuat kita menjadi semakin dekat layaknya saudara. Dan tentunya ingin kurasakan kedekatan itu untuk lebih lama lagi. Namun hari ini merupakan hari gembira untuknya. Hari dimana dia telah memiliki gelar S.Pi dan masuk di kehidupan baru. Aku pun mencoba memejamkan mata dan tak ingin perpisahan ini terjadi. Namun sekarang aku sadar, aku harus melewati perubahan baru lagi dan berjalan di jalur yang berbeda. Meski begitu semoga kita bisa berjumpa di waktu yang tepat dan berusaha untuk tetap menjaga tali silahturahmi J




Adek, Teman dan Sahabat
Niken Haryati Tungga Dewi

1 komentar:

ardi mengatakan...

ceileh. so sweetnya

Posting Komentar

 
(MI)KEN. Template Design By: SkinCorner