“Aku ingin dia mencintaiku!” ucapku lirih di depan cermin.
Keinginan dan dorongan hatiku memilikinya begitu kuat seperti
muntahan yang terus mendorong keluar dari dalam perut untuk menghilangkan rasa
mual. Tapi aku tak pernah bisa untuk mengungkapkan semua itu. Aku hanya bisa
memendam perasaan ini.
Raka, lengkapnya Raka Dwi Andra Nugraha. Dia seorang ketua OSIS di
sekolahku. Menurutku dia anaknya lucu, sopan, dan terkadang sering menjahiliku.
Tapi aku suka sikapnya yang penuh dengan kehangatan. Dialah orang yang selama
ini aku cintai. Aku jatuh hati padanya sejak kelas 1 SMP. Aku salah satu teman
dekatnya. Setiap dia galau, dia selalu menceritakkan masalahnya kepadaku. Aku
selalu menjadi pendengar setianya disetiap dia mengeluh.
Suatu saat dia pernah menceritakan apa yang ada dalam dihatinya
padaku. Ternyata dia memiliki rasa pada Ira, lengkapnya Ayu Ira Rahmawati.
Menurutku Ira baik dan sedikit pemalu. Aku dan Ira sudah berteman lama. Kita
selalu bersama dari kelas SD sampai sekarang. Namun akhir-akhir ini, aku dan
dia sudah tidak sering bersama-sama lagi tapi hubunganku dengannya bisa
dibilang masih akrab. Meskipun begitu hatiku serasa remuk bak serpihan kaca
ketika aku tahu bahwa Raka menyukai teman kecilku itu. Namun aku menghargai
perasaan Raka.
“Cinta
memang sulit di tebak kapan, siapa dan di mana berlabuh! Aku memang tak bisa
terima semua ini, namun bukankah cinta tak mungkin dipaksa?” Gumanku dalam hati
yang galau.
Tak mendapatkan cinta Raka, tak membuatku menjauh darinya. Aku
selalu menjadi teman baiknya bahkan aku selalu menjadi teman curhatnya meskipun
dia selalu bercerita tentang orang yang dicintainya itu. Yang pasti tentu saja
ada sedikit rasa tidak puas, kadang rasa cemburu yang menganggu hati kecil ini.
Namun aku harus bisa menerima keputusannya, walaupun itu terasa berat. Aku
selalu berusaha menyembunyikan perasaanku dihadapannya. Aku bahagia melihat
orang yang ku cintai hidup berbahagia, baik bersama ku atau tidak, meski harus
mendustai hati kecilku.
***
Aku berjalan dengan wajah yang murung
menelusuri jalan sepi untuk mencari udara yang segar. Menghilangkan semua
bayangan Raka yang selalu menghantuiku. Tempat yang selalu aku datangi ketika
aku ingin sendiri dan di setiap aku punya masalah adalah taman yang berada di
dekat rumahku. Aku duduk termenung di sudut taman dibawah pohon yang rindang
dan tiba-tiba ada yang memegang pundakku.
“Ken!” seru Andre tiba-tiba, sehingga membuatku terkejut
“Andre! Kau membuatku kaget?” jelasku mendenggus kesal
“Lama ya kita gak pernah ketemu” jawabnya dengan tertawa kecil
“Iya juga, kemana saja sih kamu? Jadi kangen aku, kamu makin cakep
aja deh” tanyaku penasaran dan sedikit terkejut melihat perubahannya.
“Aku menghilang untuk melupakanmu ken tapi ternyata jodoh
mempertemukan kita lagi, hehehe” jawabnya lepas
“Ach kamu itu selalu bercanda” jawabku malu-malu kucing.
“Aku serius ken, selama ini aku selalu berusaha melupakanmu tapi
tanpa kusadari bayangmu semakin menghantuiku seakan kau selalu dekat denganku.
Aku mencoba menghilang darimu karena aku tahu perasaanmu, kamu tak pernah
mencintai aku tapi kamu mencintai Raka. Namun sampai kapanpun aku akan selalu
menunggumu untuk bisa mencintaiku. Aku yakin dewi fortuna akan berpihak padaku,
pria malang yang mencintai seseorang yang tak pernah mencintaiku. ” jelasnya
panjang lebar.
“Ndre, aku ngerti perasaanmu. Namun biarlah semua berjalan apa
adanya, mungkin cinta akan pelan-pelan muncul dari hatiku.” ujarku suatu hari,
saat Andre mengungkit masalah ini lagi.
“Oke, aku akan selalu menunggumu. Sampai kapapun. Karena tak akan
ada seorangpun yang mampu membuatku jatuh cinta. Hanya kamu yang mampu membuat
aku damai, tenang dan bahagia.” jelasnya lagi
Andre, lengkapnya Dwi Andrean Dirgantara, Dia merupakan salah satu teman
kecilku yang dulu selalu bermain denganku. Dia sangat baik padaku. Apapun yang
aku inginkan, dia selalu memberikannya. Dulu setiap aku berpijak, pasti disana
ada Andre. Tak ada seharipun yang tak kulalui bersamanya. Namun suatu saat
setelah dia mengungkapkan perasaannya padaku dan saat dia tahu bahwa aku
mencintai orang lain, dia seakan menghindar dariku. Dia menghilang entah kemana.
***
Suatu hari ada seseorang yang memencet bel
depan rumah ku. Akupun segera membuka pintu.
“Siapa?” tanyaku tetapi tidak ada jawaban. Aku pelan-pelan membuka
pintu dan aku terkejut saat melihat Andre berada di depanku.
“Ken…boleh aku masuk?” tanyanya
“Tentu saja boleh.” Jawabku dengan tersenyum manis dan
mengisyaratkan tanganku mempersilahkannya masuk
Aku dan Andre berbincang-bingcang dan berbagi cerita di rumahku, pengalaman kita saat tak
bersama-sama lagi. Aku merasa bosan tinggal di rumah sendirian akhirnya aku
mengajak Andre keluar. Aku mengajaknya pergi ke taman yang berada di dekat
rumahku itu. Sesampai di taman aku melihat sosok Raka yang duduk sendiri seakan
menanti seseorang. Seseorang yang dia tunggu pun datang menghampirinya. Dan
ternyata Raka menunggu kedatangan Ira. Mereka seakan sedang membicarakan
sesuatu yang serius.
Ternyata Raka menyatakan perasaannya kepada Ira dan Ira juga
menerimanya. Saat itu aku sudah tidak bisa mendeskripsikan bagaimana hancurnya
hatiku ini. Aku seakan ingin menangis tapi aku tak kuasa untuk meneteskan air
mata di depan Andre. Aku hanya tersenyum pedih melihat mereka bisa menjalin
sebuah hubungan. Aku akan bahagia bila melihat Raka bahagia. Mungkin rasa ini
akan selalu aku pendam dan hanya Andre lah yang mengetahui perasaanku ini.
Akupun langsung mengajak Andre pulang. Andre tahu betul bagaimana
perasaanku sekarang. Dia berusaha menghiburku namun tak sedikitpun senyuman
tumbuh menghiasi wajahku. Andre mengantarkanku pulang dan sesampainya di
rumahku dia langsung pamit pulang. Mungkin dia ingin membiarkanku sendiri agar
aku bisa menenangkan hatiku yang telah hancur berkeping-keping setelah melihat
peristiwa tadi.
Aku pun segerapergi ke kamar dengan langkah seperti orang putus
cinta karena aku memang benar-benar mengalami putus cinta. Aku menutup pintu
kamar dan menguncinya. Aku melemparkan tubuhku di atas ranjang tempat tidurku.
Aku berbaring dan tangisankupun semakin menjadi-jadi. Walau sebenarnya aku
menyadari, dengan aku menangis semua tak akan berubah menjadi apa yang aku
inginkan. Namun setidaknya aku bisa meluapkan rasa kekecewaanku ini dengan
menangis. Aku terus menangis, hingga mata ini menjadi sembab. Akupun terus
menangis tiada henti, aku mencoba menutup mata ini dan tak sadarkan diri lalu
aku mulai tertidur.
***
Kriiiiinggg….kriiiinggg…. telephone ku berdering dengan nyaring…
“Assalamu’alaikum, dengan siapa ini ? ” ujarku
“Wa’alaikumsalam, aku Raka ken. ” jawabnya dengan sangat gembira
“Mmmm, ada apa ka? Tumben kok malam-malam gini kamu nelfon aku ?
tanya ku dengan sedikit heran.
“Gak ada apa-apa ken, cuman kangen aja ingin dengar suara yang
merdu.” Jawab Raka dengan sifat gombalnya.
“Halah kamu tu…pasti kamu menginginkan sesuatu dariku. Aku gak
akan pernah kemakan rayuan gombalmu itu ka, tenang saja. Haha.” Jawabku sedikit
bercanda.
“Aku gak merayumu ken, akupun juga gak ingin minta sesuatu darimu.
Aku cuman ingin curhat sama kamu.”
“Hmmmm, memangnya kenapa ka? Dari gayamumu bicara sepertinya kamu
lagi seneng deh!” Tanyaku pura-pura tidak tahu
“Hehe, Kamu tau aja sih ken, kamu memang sahabatku yang paling
mengerti keadaanku. Tau gak ken, Aku kemarin sore di taman dekat rumahmu lho!”
jawabnya
“Terus kenapa ?”
“Aku tadi ketemuan sama Ira, tau gak ken. Aku tadi mencoba
menyatakan perasaanku ke dia. Aku sangat gugup sekali, bahkan aku tak menyangka
bisa mengungkapkan perasaanku ini padanya, padahal awalnya mulutku serasa
terkunci. Aku lega bisa mengungkapkan perasaanku yang sebenarnya pada Ira.
Selain itu, ternyata dia juga memendam rasa padaku akhirnya menerimaku jadi
kekasihnya. Aku benar-benar gak nyangka ken, akhirnya aku bisa menjalin
hubungan dengannya.” jawabnya panjang lebar dengan suasana kegembiraannya.
“Selamat ya ka, moga-moga aja Ira memang yang terbaik buat kamu,
dan semoga kalian bisa langgeng deh. Hemmm jangan lupa PJ-nya (Pajak Jadian)”
ujarku dengan menunjukkan sikapku yang senang mendengar hal itu namun air mata
jatuh membasahi pipiku.
“Makasih ya ken, kamu memang sahabatku yang paling-paling baik.
Tunggu aja traktiranku kalau aku gak lupa, hehe bercanda kok. Oh ya, udahan
dulu ya ken aku mau keluar sama Ira. Assalamu’alaikum.” Ujarnya
“Wa’alaikumsalam.”
***
Andre datang pada saat dimana aku sedang
merasa sangat kehilangan seseorang yang aku cintai. Dimana saat hari-hariku
sedang membosankan dan menyedihkan. Akhir-akhir ini aku tak pernah bersama Raka
lagi. Dia tak pernah muncul di hadapanku lagi. Terakhir kali aku berhubungan
dengannya yaitu saat dia menelfonku dan menceritakan kisah terindahnya bersama
sang pujaan hatinya. Sekarang dia telah meninggalkanku dan berpaling pada Ira.
Aku selalu berfikir, kemana dia yang dulu ? Apakah semudah itu dia melupakan aku
? Melupakan kebersamaan kita dulu. Padahal aku dulu selalu ada di dekatnya saat
dia senang maupun susah. Namun aku sekarang hanya bisa bersedih, meneteskan air
mata dan menyimpan perasaan ini selamanya.
Waktu berjalan begitu cepat. Hari-hariku selalu terhiasi akan
hadirnya Andre. Dia yang selalu ada untuk menghiburku. Dia orang pertama yang
bisa membuat senyum manisku tumbuh kembali. Kebaikan-kebaikannya mampu membuat
aku merasa sangat butuh dia dan suka akan keberadaannya di sampingku seakan aku
tak ingin lagi jauh darinya. Aku tak tahu kenapa aku ingin selalu bersamanya.
Aku merasa tenang dan nyaman bila dia berada di sisiku. Dia seolah menggantikan
sosok Raka.
Beberapa hari kemudian Andre mengajakku ke taman dekat rumahku.
Aku tak tahu apa yang ingin dia sampaikan padaku. “Apa mungkin dia ingin
mengungkapkan perasaannya lagi padaku ?” gumanku dalam hati. “Kalau memang
benar apa yang harus aku lakukan ?” gumanku lagi dan memikirkan hal yang
tidak-tidak.
Andre menungguku di tempat favorite ku yaitu kursi yang berada di
sudut taman. Aku pun menghampirinya dengan gugup. Apa yang aku fikirkan
ternyata menjadi kenyataan yang manis. Dia mengungkapkan perasaanya lagi
kepadaku. Aku serasa terbang tinggi menuju langit bersama burung-burung yang
menemaniku. Aku sangat malu, serasa hatiku sangat kacau karena bahagia. Aku tak
tahu apa yang sedang kurasakan saat ini, aku meminta waktu untuk memberikan
jawaban untuknya. Dan dia memberikan sepucuk surat berwarna pink, warna
kesukaanku.
Hari semakin larut. Andre mengantarkanku pulang. “Cepat tidur ya
sayang, hari sudah larut. Kutunggu jawabanmu besok. Aku akan selalu di
hatimu. I Love You.” Ujarnya dengan mesra di depan rumahku dan dia segera
pulang. Aku pergi ke kamar, menaruh tubuhku di atas kasur. Tak sabar kubuka
sepucuk surat darinya. Dengan hati yang tak dapat terdeskripsikan bagaimana
senangnya diriku ini, aku membuka surat darinya yang ternyata isinya adalah
sebuah syair puisi.
Kita boleh berharap semua seperti apa yang kita impikan
Tapi terkadang mimpi itu tak selalu menjadi kenyataan
Dan hancur ketika dia pergi meninggalkanmu
Mendengarkan gelak tawamu, meredakan tangisanmu
Menghangatkan tubuh dan jiwamu dari kesedihan
Siapkah kamu untuk merelakanya ??
Namun aku akan selalu siap membalut lukamu jika itu terjadi
Aku akan setia menemanimu, berada disampingmu
Kesetiaanku tak akan pernah habis walau waktu mengikisnya
Kemarahan bumi tak bisa menghancurkan rasa cintaku padamu
Semoga selalu ada jalan untuk bisa mendapatkan kamu…Niken
Karena hanya kaulah yang mampu menyejukkan hatiku
Your Love… Dwi Andrean Dirgantara
Mungkin dia bukanlah pujangga yang pandai merangkai kata-kata.
Namun bagiku puisi itu sangat indah dan terkesan bagiku. Air mataku menetes
dengan sendirinya. Aku tak menyangka dia mencintaiku sedalam ini, setia
menungguku 2 tahun lebih meskipun dia tahu bahwa aku mencintai laki-laki lain.
Aku merasa bodoh karena tidak memilikinya dari dulu.
Peristiwa di taman tadi selalu hadir menghantui fikiranku. Aku
teringat ketika melihat matanya yang hitam pekat sedang memandangiku. Jantungku
ingin meloncat keluar, saat mengetahui mata hitam itu beradu dengan mataku. Aku
merasakan sensasi yang sangat aneh. “Apakah aku jatuh hati dengan Andre ?”
gumanku dalam hati.
Aku mencoba memejamkan mata dan ingin segera hari esok datang. Aku
tak sabar ingin bertemu dengannya dan menyatakan perasaanku saat ini. Sekarang
aku mengerti, ternyata aku jatuh cinta pada Andre setelah melalui banyak
peristiwa. Sikap dan perbuatan yang selalu dia tunjukan padaku. Membuat aku
merasa, tak akan ada cinta laki-laki lain yang sedalam cinta Andre.
Dan sekarang aku sadar, bahwa ternyata cinta bisa datang dan pergi
semaunya tanpa kita sadari. Cintaku pada Raka telah pergi lenyap terbawa angin
dan kini cintaku bersemi kembali dengan orang yang awalnya tak pernah aku
cintai yaitu Dwi Andrean Dirgantara.
coretan
pena by N_H_T_D